Main Article Content

Abstract

Pulau Kelapan secara geografis terletak pada 2?50’59.000’’ LS dan 106?50’31.000’’ BT.Pulau Kelapan terletak di desa Kumbung, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan. Pulau ini dikelilingi oleh hutan mangrove yang masih alami dan keberadaannya memang dijaga oleh masyarakat Pulau Kelapan.Kawasan hutan mangrove Pulau Kelapan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan mangrove di Pulau Kelapan untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata. Data yang diambil meliputi data kesesuaian wisata mangrove seperti parameter vegetasi dan lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 di Pulau Kelapan, Kabupaten Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan. Stasiun pengamatan dalam penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling, dimana membagi pulau kelapan ke dalam 4 stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk ekowisata mangrove di Pulau Kelapan pada stasiun 1 termasuk dalam kategori sangat cocok (S1) dengan nilai IKW 79% dan yang termasuk kategori sesuai (S2) ditemukan di stasiun 2.3 dan 4 dengan nilai IKW masing-masing adalah 51%, 66 % dan 74%. Jenis mangrove yang ditemukan di Pulau Kelapan adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum yang tersebar di setiap stasiun pengamatan.

SUITABILITY ANALYSIS OF MANGROVE ECOSYSTEM AS ECOTOURISM AREAS IN KELAPAN ISLAND, SOUTH BANGKA DISTRICT. The Kelapan Island is geographically located at 2?50’59,000 ’’ LS and 106?50’31,000 ’’ BT. Kelapan Island located in the village Kumbung, District Lepar Pongok, South Bangka Regency. The island is surrounded by a natural mangrove forests and its existence is maintained and managed by local communities Kelapan island mangrove forest area has the potential to be developed into a mangrove eco-tourism destination. This study aims to determine the suitability of mangrove area in Kelapan Island to be developed as an ecotourism location. The research data includes the suitability index of mangrove tourism such as vegetation and environmental parameters. This research was conducted on November 2019 on Kelapan Island, Lepar Pongok, South Bangka Regency. The observation stations in the study were determined by the purposive sampling method, which divides the Kelapan islands into 4 observation stations. The results showed that the index of Conformity Tourism (IKW) for ecotourism mangroves on the Kelapan Island at station 1 were included in the category of very suitable (S1) with IKW 79% and are categorized accordingly (S2) were found in the station 2.3 and 4 with the value of IKW of 51%, 66% and 74%. Mangrove species found on the Kelapan Island was Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum found in each observation station.

Article Details

How to Cite
Farhaby, A. M., Abdullah, A., Carmila, C., Arnanda, E., Nasution, E. A., Feriyanto, F., Mustofa, K., Putri, L. L., Mahatir, M., Santia, N., Susanti, S., Simamora, S., & Lestari, Y. (2020). ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI PULAU KELAPAN KABUPATEN BANGKA SELATAN. JURNAL ENGGANO, 5(2), 132–142. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.2.132-142

References

    Agus salim, Andi dan Hartoni. 2014. Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya, Palembang. Maspari Journal, Vol. 6, No. 2.

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Selatan. 2019. Kabupaten Bangka Selatan Dalam Angka. Toboali : Badan Pusat Statistik.

    Bengen, D. G. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor: IPB.

    Cahyani, L. E. 2001. Kualitas Fisik, Kimia, Dan Biologi Perairan Donan Sekitar Buangan Holding Basin Industri Pengelola Minyak Pertamina Cilacap Jawa Tengah. Jurusan Kimia Falkultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institute Pertanian Bandung.

    Dharmawan, I.W.E. & Pramudji. 2014. Panduan Monitoring Status Ekosistem Mangrove. COREMAPCTI. Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

    Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bangka Belitung. 2006. Pangkalan Pendaratan Ikan. Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bangka Belitung.

    Farhaby, A. M. (2017). Kajian Karakteristik Biometrika Kepiting Bakau (Scylla sp) di Kabupaten Pemalang, Studi kasus di Desa Mojo Kecamatan Ulujami. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan, 11(1).

    Farhaby, A. M., & Utama, A. U. 2019. Analisis Produksi Serasah Mangrove Di Pantai Mang Kalok Kabupaten Bangka. Jurnal Enggano, 4(1), 1-11.

    Fitriana, Dessi. Yar Johan, dan Person Pesona Renta. 2016. Analisis Kesesuaian Ekowisata Mangrove Desa Kahyapu Pulau Enggano. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu. Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2.

    Koch, E. 2001. Beyon Light: Physical, Biological, And Geohcemical Parameters As Possible Submersed Aquatic Vegetation Habitat Requirements. Estuaries. 24: 1-17. Kurniawana A.,Sari Pus.

    Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

    Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Biologis. PT Gramedia : Jakarta.

    Sembiring, H. 2008. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan serta Kaitannya Dengan Faktor Fisika Kimia.

    Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional : Surabaya.

    Yulianda,F.2007.Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.