Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Meratus: Nyanyian Rindu Anak Banua

NFN Saefuddin

Abstract


Abstrak: Penelitian ini membahas bagaimana wujud kritik sosial dalam kumpulam puisi Meratus: Nyanyian Rindu Anak Banua. Tujuan penelitian ini menganalisis teks puisi yang mengandung kritik sosial. Puisi ini menyajikan bentuk kritik sosial yang dapat dijadikan catatan oleh pengusaha dan penguasa, termasuk pembaca. Ketiga puisi tersebut, isinya membahas, yaitu; 1) ajakan untuk masyarakat sekitar Gunung Meratus, 2) imbauan untuk masyarakat agar menjaga Gunung Meratus dan sekitarnya, 3) ajakan untuk masyarakat adat agar tetap semangat dan terus berdoa, 4) permohonan kepada Allah agar Gunung Meratus senantiasa terlindungi dari segala bentuk pengrusakan yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, 5) ajakan agar masyarakat memiliki keseriusan untuk merawat Gunung Meratus dari keserakahan atas kerusakan hutan, 6) ajakan agar masyarakat sekitar Gunung Meratus terhindar dari  bencana alam,  7) ajakan agar masyarakat tidak tinggal diam atas rusaknya Gunung Meratus akibat perusakan terhadap alam secara terus menerus, 8) ajakan untuk melawan pengrusak dengan segala kemampuan, dan 9) ajakan untuk menjadi penguasa dan pengusaha yang bijak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif-kualitatif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi tentang isi teks puisi yang mengandung kritik sosial.

Kata kunci:  Kritik sosial, puisi Meratus

 

Abstract: This study discusses how social criticism manifests in the poetry collection Meratus: Nyanyian Rindu Anak Banua. The purpose of this study is to analyze poetry texts that contain social criticism. This poem presents a form of social criticism that can be a reminder for businessmen and rulers, including readers. Those three poems discuss about 1) urging people around Mount Meratus, 2) encouraging people to protect Mount Meratus and its surroundings, 3) leading people to pray and never give up, 4) praying to the God so that Mount Meratus is always protected from all kinds of destruction done by irresponsible human, 5) urging people to care of Mount Meratus seriously from the greediness of forest destruction, 6) urging people to avoid Mount Meratus from natural disasters, 7) urging people to preserve Mount Meratus from all damages continously, 8) urging people to fight against destroyer the hardest way they could, and 9) urging people to be a wise ruler and businessman. This study uses descriptive-qualitative method. It is a method to obtain information about the content of the poetry that contains social criticism.

Key words: Social criticism, Meratus poetry


Keywords


Kritik sosial; puisi Meratus

Full Text:

PDF

References


Akbar, A. Z. (1993). Kritik Sosial, Pers, dan Politik Indonesia‖ Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan. UII Press.

Atmazaki. (2005). Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Yayasan Citra Budaya. .

Damono, S. J. (1983). Beberapa Catatan Tentang Penulisan Sejarah Sastra Pengantar. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Damono, S. J. (1985). Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Endraswara, S. (2001). Metodologi Penelitian Sastra. Pustaka Widyatama.

Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Sastra. Yogya (- (ed.); Suwardi En). Pustaka Widyatama.

Hasanuddin W. S. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Titian Ilmu.

Nazir. (1988). Metode Penelitian. Ghalia.

Nurgiantoro, B. (2009) Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.

Pradopo, R. D. (1987). Pengkajian Puisi. Gajah Mada University Press.

Ratna, N. K. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar.

Ratna, N. K. (2013). (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pustaka Pelajar.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra : Pendekatan, Teori, Metode, dan Kiat. UGM Press.

Shadliy, H. (2015). Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Bina Aksara.

Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafndo Persada.

Sucipto, B. (2020). Meratus Nyanyian Rindu Anak Banua. Kandaka Public Initiative.

Sumardi. (1985). Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi. P3B Depdikbud. .

Tim Penyusun. (2017). Tim Penyusun. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. (ed.). Balai Pustaka.

Waluyo, H. (1991). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Air Langga.




DOI: https://doi.org/10.26499/und.v19i1.5810

Refbacks

  • There are currently no refbacks.