IDENTIFIKASI KEBERADAAN PENGAMBA’ DAN POLA RELASI DENGAN MASYARAKAT NELAYAN PESISIR TIMUR BANYUWANGI

Abstract views: 663 , PDF downloads: 1399

Abstract

Masyarakat nelayan memiliki karakteristik dan kebiasaan yang unik dalam pengelolaan keuangan, yaitu ketergantungan dalam mencari solusi masalah keuangan terhadap pedagang perantara atau yang disebut sebagai pengamba’ dalam masyarakat nelayan Madura. Pedagang perantara menjadi lembaga informal yang membantu nelayan dalam memenuhi kebutuhannya dengan imbal balik hasil tangkapan nelayan harus disetorkan kepada pedagang perantara. Masyarakat nelayan dengan karakteristik seperti ini juga terjadi pada masyarakat pesisir Timur Banyuwangi yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang mengambil sampel tiga pengamba’ dan 2 nelayan di Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi didapatkan bahwa keberadaan pengamba’ didasari dan ditunjang dengan adanya ketergantungan nelayan yang telah berlangsung lama terhadap pengamba’ dalam hal kebutuhan dana, baik dana untuk pembelian aset maupun dana kerja melaut, serta adanya hubungan yang erat dan saling menguntungkan antara nelayan dan pengamba’. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pola relasi antara nelayan dan pengamba’ tidak hanya berdasarkan utang piutang, tetapi sudah menjadi seperti keluarga, dan pola relasi ini terputus apabila nelayan berpindah ke pengamba lain yang berada di satu wilayah dengan pengamba lama dengan terlebih dahulu melunasi pinjaman awal nelayan kepada pengamba’.

References

Afifuddin, & Saebani, B. A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cole, S. A., Sampson, T., & Zia, B. (2011). Prices or Knowledge? What Drives Demand for Financial Services in Emerging Markets? Journal of Finance, 66(6), 1933-1967.

Coleman, J. S. (1988). Social Capital in The Creation of Human Capital. American Journal of Sociology, 94, 95-120.

Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (1998). Collecting and Interpreting Qualitative Material. Thousand Oaks, CA: Sage.

Hamka, A. A., & Danarti, T. (2010). Eksistensi Bank Thithik dalam Kegiatan Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Kota Batu). Journal of Indonesian Applied Economics, 4(1), 58-70.

Hefni, M. (2009). Patron-Client Relationship pada Masyarakat Madura. Karsa, XV(1), 15-24.

Kabalmay. (2002). Designing Qualitative Research. London: Sage Publication.

Kausar, & Zaman, K. (2011). Analisis Hubungna Patron-Klien (Studi Kasus Hubungan Toke dan Petani Sawit Pola Swadaya di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu). Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), 2(2), 183-200.

Kshetrimayum, R. (2014). A Study on Relationship Between Moneylenders and Borrowers in Manipur. Sai Om Journal of Commerce & Management, 1(10), 38-46.

Kusnadi. (2002). Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan Sumber Daya Perikanan. Yogyakarta: LKIS.
Lusardi, A., Mitchell, O. S., & Curto, V. (2010). Financial Literacy Among the Young. The Journal of Consumer Affairs, 44(2), 358-380.

Moleong, L. L. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakaya.

Morris, M. W., Leung, K., Ames, D., & Lickel, B. (1999). Views From Inside and Outside: Integrating Emic and Etic Insights About Culture and Justice Judgment. Academy of Management Review, 24(4), 781-796.

Neliyanti, & Heriyanti, M. (2013). Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Jurnal Kebijakan Publik, 4(1), 1-118.

Paldam, M. (2000). Social Capital: One or Many? Definition and Measurement. Journal of Economic Surveys, 14(5), 629-653.

Purnamasari, E., Sumantri, T., & Kolopaking, L. M. (2002). Pola Hubungan Produksi Ponggawa-Petambak: Suatu Bentuk Ikatan Patron-Klien (Studi Kasus Masyarakat Petambak di Desa Babulu Laut Kecamatan Babulu, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur). Forum Pascasarjana, 25(2), 101-112.

Rodgiquez, P. L., & Torre, R. D. (2010). Closing The Gap: The Link Between Social Capital and Microfinance Services. Retrieved April 30, 2015, from Munich Personal RePEc Archive, MPRA Paper No. 23220: http://mpra.ub.uni-muenchen.de/23220/

Ruddle, K. (2011). "Informal" Credit Systems in Fishing Communities: Issues and Examples From Vietnam. Human Organization, 70(3), 224-232.

Santosa, H. S. (2013). Kemiskinan Nelayan Dalam Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Ekonomi, 8(1), 53-70.

Santoso, B. (2013, July). Developing an Indonesian Financial Literacy Index. Retrieved April 28, 2015, from SEADI Discussion Paper: http://www.definit.asia
Scott, C. J. (1981). Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara (terjemahan). Jakarta: LP3ES.

Shantiuli, T. M., & Said, S. (2014). Banking with the patron: a case study of patron-client relations in Makassar, Indonesia. Retrieved APril 30, 2014, from Institute For Money, Technology & Financia Inclusion: http://www.imtfi.uci.edu/files/docs/2014/TiarFinalReport2.pdf

Syafrini, D. (2014). Nelayan Vs Rentenir; Studi Ketergantungan Nelayan terhadap Rentenir pada Masyarakat Pesisir. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, 1(2), 67-74.

Widdowson, D., & Hailwood, K. (2007). Financial Literacy and Its Role In Promoting A Sound. Bullettin Reserve Bank of New Zealand, 70(2), 37-47.

Woolcock, M. (1998). Social Capital and Economic Development: Toward a Theoretical Synthesis and Policy Framework. Theory and Society, 27(2), 151-208.

Yusran, M. (2003). Ponggawa-Sawi Relationship in Co-Management: An Interdisciplinary Analysis of Coastal Resource Management in South Sulawesi, Indonesia. Michigan, USA: UMI.
Published
2017-03-31
Section
Articles