PARODI SOSIAL DALAM NOVEL PERSIDEN WISRAN HADI (Social Parody in Persiden Wisran Hadi’s Novel)

Mulyadi Mulyadi

Abstract


Parodi biasanya dilakukan dalam menghadirkan kenyatan ataupun teks masa lalu ke dalam sebuah teks baru untuk mengolok-olok, menyentil, dan mengkritik sekaligus menghadirkan kejenakaan atas sebuah kenyataan sosial yang ditanggapi pengarang. Novel Persiden karangan Wisran Hadi berisi parodi tentang keluarga Rumah Bagonjong di Paraktringga yang mengalami dilema moral penerus keluarga matrilineal dan sosial di tengah kehadiran Simpang Persiden sebagai tempat hiburan yang memberi pengaruh buruk bagi generasi muda kampung Paraktuingga. Penelitan ini mengajukan masalah bagaimana bentuk parodi Wisran Hadi dalam novel tersebut dan apa fungsinya. Penelitan menggunakan pendekatan parodi menurut Hutcheon, dkk. Bahwa parodi berbeda dengan kitsch, dalam menanggapi teks masa lalu atau teks-teks di sekitarnya parodi lebih bersifat negatif. Penelitin ini menemukan dua macam parodi, pertama nama-nama tempat; parodi institusi sosial; dan parodi kekerasan dalam rumah tangga; kedua yang paling menonjol ialah parodi nama-nama karakter untuk menghasilkan kejenakaan dan satire yang sesuai dengan sifat-sifat buruk dan unik mereka. Semuanya dapat ditandai dalam bentuk plesetan nama-nama dan sifat. Dari kedua jenis parodi itu, terlihat bahwa pegarang memaksudkan parodinya sebegai kritik sosial yang jenaka sekaligus satir dan sebagai kegelisahan tentang perubahan sosial dalam gambaran sebuah keluarga matrilineal. Selain itu, novel yang becorak bahasa stilistika parodi itu juga harus didekati dengan pendekatan parodi di samping pendekatan lain agar ciri khas Wisrah Hadi dapat ditunjukkan.

Kata kunci: Wisran Hadi, Persiden, parodi    

 

Abstract

 

The parody is usually carried out to relay the reality or old text into new text for burlesquing, offending, criticizing, and presenting the humor of social fact considered by the author. Persiden novel of Wisran Hadi coverages a parody of Rumah Bagonjong family living in Paraktingga and experiencing the moral dilemma of matrilineal and social family invoked by the emergence of Simpang Persiden. This entertainment place has a bad influence on the young generation in the village. The study proposes how the form of Wisran Hadi parody in the novel is and what its functions are. The study pertains to the parody approach acknowledged by Hutcheon et al. That parody is distinctive with kitsch, in concerning the old texts and texts around them, parody is hostile. The study uncovers two forms of parody, firstly, name of places, social institution, and domestic violence, secondly, the most striking parody is name of characters to produce the humor and satire concerning to their bad and unique characters. All of them are marked by their playing name and behavior. Of two kinds of parody, it uncovers that the author aims his parody as witty and satire social critic as well as response of his restlessness of social change illustrated in a matrilineal family. Besides, novel figuring parody is also needs to approach using parody to expose Wisran Hadi’s style in writing.

Keywords: Wisran Hadi, Persiden, parody 


Keywords


Wisran Hadi, Persiden, parody

References


Afrinda, Putri Dian, Samsiarni (2018). Kaitan Makna Kontekstual dengan budaya Minangkabau dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi Jurnal Bahasa Lingua Scientia, Vol. 10, No. 2, November 2018. 287--300.

Aisyah, Nurmi. (2020) Perubahan Budaya Minangkabau pada Novel Persiden Karya Wisran Hadi Perspektif Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang.

Arif, Krisna (2021) Represnetasi Perilaku Budaya dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi, Thesis. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Hutcheon, Linda. 2004. Politik Posmadernisme. Qnnerjemah, Apridanarto). Yogyakarta: Jendela.

Hadi, Wisran. 2012. Persiden. Yogyakarta: Bentang.

Manik, Ricky Aptifive. 20t5. "Hasrat Wisran Hadi dalam Persiden: Kajian Psikoanalisis Lacanian" Salingka Vol 12 (2)2015.

Novita, Nezsa Aulia. (2018). Kritik Sosial melalui Unsur Stile dalam Novel Persiden Karangan Wisran Hadi Berdasarkan Kajian Stilistika”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.

Novelly, Yustitiayu.(2018).”Persoalan Identitas Sosial Tokoh Laki-Laki dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi”(Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang.

Piliang, Yasraf Amir. (2003). Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Putri, Delia. (2016). Pergeseran Nilai-NIlai Budaya Minangkabau dalam Novel Persiden Wisran Hadi(Kajian Strukturalisme Genegtik. Humanus, Vol. XV No. 2, December 2016,(120--130).

Putra, Candra Rahma Wijaya. (2019) Ruang Pascakolonial dalam Novel Persiden Wisran Hadi, dalam Sugairti, dkk (eds) Selisik Sastra Mutakhir Indonesia. Malang: Intelegensia Media (hlm.143-155)

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Telcnik Penelitian Satsra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ulva Rusyda. 2015. Dara Jingga, Wisran Hadi: Parodi terhadap Kekuasaan". Salingka. Vol 12 (2)




DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v19i1.638

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 SALINGKA

Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Creative Commons License

Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,

Telepon (0751) 776789, Pos-el: bahasastra@gmail.com