ARTICLE
TITLE

INTEGRASI HARGA BERAS ERA PERDAGANGAN TERBUKA DAN DAMPAKNYA TERHADAP SWASEMBADA DAN KESEJAHTERAAN PELAKU EKONOMI BERAS

SUMMARY

AbstrakKebijakan liberalisasi perdagangan beras dianggap kurang populis dibandingkan progam pencapaian swasembada beras. Volatilitas harga beras dunia dikhawatirkan akan mengganggu kondisi perberasan nasional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis (a) integrasi harga beras domestik di tingkat pasar dunia dan pasar regional, dan (b) dampak integrasi harga beras terhadap swasembada dan kesejahteraan pelaku ekonomi beras. Pendekatan analisis yang digunakan adalah metode gabungan, yaitu (a) error correction model (ECM), (b) index of market connection (IMC), dan (c) model persamaan simultan. Data yang digunakan adalah data sekunder tahun 1998-2017. Hasil analisis menunjukkan harga beras domestik terintegrasi dengan harga beras dunia pada rezim perdagangan terbuka bebas (tahun 1998-1999) dan terbuka terkendali (tahun 2000-2007 dan tahun 2008-2017). Sementara di tingkat regional, harga beras di Jakarta dengan beberapa kota besar lainnya tidak terintegrasi. Meskipun demikian, melalui transmisi harga beras yang terbentuk menunjukkan adanya trade off antara peningkatan kesejahteraan produsen dan konsumen saat rezim pasar terbuka-bebas dibandingkan rezim pasar terbuka-terkendali. Hasil analisis yang sangat menarik adalah kebijakan pasar bebas ternyata lebih merangsang peningkatan kesejahteraan produsen daripada rezim pasar terbuka-terkendali. Tingkat swasembada beras yang menurun mengindikasikan terjadinya realokasi sumber daya. Oleh karena itu, kebijakan perdagangan bebas bukan harus dihindari, tetapi dapat menjadi opsi kebijakan untuk membantu memenuhi kebutuhan beras domestik. AbstractTrust through the rice world market was not considered as a populist option than the reach of rice self-sufficiency. Its volatility could negatively affect on domestic rice condition. This research analyzed (a) integration of domestic rice price at the world and regional market level, and (b) its impact on the rice self-sufficiency and the welfare of rice economic agents. The approach used joint methods, includes (a) error correction model (ECM), (b) index of market connection (IMC), and (c) simultaneous equations model. Secondary data was used in the period year 1998-2017. The result shows that domestic rice price is integrated with world rice price in open market regimes (the year 1998-1999) and open controlled market regimes (the year 2000-2007 and year 2008-2017). While at the regional level, rice prices in Jakarta with some of the big cities were relatively not integrated. Rice price transmission has revealed a trade-off between increasing producer’s and consumer’s welfare on free-market regimes compared with open under control regimes. Moreover, surprisingly, the free-market policy was more stimulating to increase producer’s welfare than opened under the control regime. Rice self-sufficiency level decreasing represented resource reallocation. Hence, free trade rice policy is not a sin. It should be a potential option to help meet domestic rice needs.JEL Classification: C13, F13, F14

 Articles related

Karmex Siadari, M. Syamsul Maarif, Bustanul Arifin, Zulkifli Rangkuti Rangkuti    

AbstrakPembiayaan komoditas pertanian sistem resi gudang belum berlangsung sesuai harapan di Indonesia. Hal tersebut menurut beberapa studi karena masih banyak permasalahan penghambat. Studi ini mengidentifikasi kendala pembiayaan komoditas pertanian sis... see more


Tiara Kencana Ayu    

Abstrak Penelitian untuk menganalisis hubungan antara harga minyak dunia dan harga komoditi pangan di pasar domestik masih jarang ditemukan. Dengan membuat Model Panel Data dari 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2010-2017, penelitian ini bertujuan untu... see more


Aditya Arief Rachmadhan, Nunung Kusnadi, Andriyono Kilat Adhi    

AbstrakSalah satu upaya pemerintah untuk menyediakan gula kristal putih dengan harga terjangkau di tingkat konsumen adalah dengan menetapkan harga acuan penjualan (HAP). Meskipun demikian, harga gula kristal putih di tingkat konsumen terus meningkat dari... see more


Nanda Bagus Rahmawan, Siskarossa Ika Oktora    

Indonesia dan Tiongkok merupakan pelaku utama perdagangan batu bara dunia. Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar dan pemasok utama kebutuhan batu bara Tiongkok, sedangkan Tiongkok adalah importir batu bara terbesar di dunia. Kebijakan tarif impor... see more


Fitria Faradila, Hasni Hasni    

Upaya mempercepat laju ekspor Indonesia melalui peningkatan ekspor dari sektor usaha kecil dan menegah (UKM) merupakan pendekatan yang strategis. UKM telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi domestik dan global. Namu... see more