ARTICLE
TITLE

Antipyretic Effect of Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume Infusion in Fever-induced Rat Models

SUMMARY

Background: Fever is a frequent clinical sign encountered in human especially in children. Unfortunately, access to health care and medications (antipyretics) are hampered by shortage of services and affordability, which are accentuated by local resources mainly for those living in remote areas. Therefore, using herbal medicineas an alternative in treating fever should be developed as substituent reliance on synthetic antipyretic. This study is conducted to observe antipyretic effect of Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume infusion using Diphtheria Tetanus Pertussis (DTP) vaccine-induced fever in rats.Methods: Twenty-eight male Wistar rats (150200 g) were randomly allocated into control and treatment groups. Fever was induced with DTP vaccine intramuscularly injected (0.7 mL/200 g body weight) and 4 hours later, distilled water (5 mL) was administered orally to the control group while the treatment group received 5 mL of 3%, 6%, and 12% of cinnamon infusion. Rectal temperature was measured before the pretreatment, 4 hours afterDTP vaccine-induced fever injection and at a 30-minute interval during 180 minutes after the infusion administration. All procedures and protocols were performed in October 2012 at the Pharmacology Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung.Results: Data analysis using the one way analysis of variance (ANOVA) showed significant reduction (p<0.001) of rectal temperature after 30 minutes and Duncan Post-Hoc test showed significant effect for  6% and 12% of cinnamon infusion groups.Conclusion The antipyretic effect of 6% and 12% of Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume infusion in fever-induced rat models is found in the first 30 minutes.Key words: Antipyretic, Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume, fever, herbal medicine Efek Antipiretik Infusa Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume pada Tikus yang Diinduksi Demam AbstrakLatar belakang: Demam merupakan suatu gejala yang sering muncul terutama pada anak-anak. Antipiretik merupakan obat yang sering digunakan untuk meringankan demam, namun akses kepada pelayanan kesehatan dan pengobatan masih belum terjangkau bagi penduduk yang tinggal di daerah terpencil. Menggunakan herbal sebagai alternatif pengobatan demam harus dikembangkan sebagai substituen terhadap ketergantungan pada obat sintetik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek antipiretik infusa Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume pada tikus yang diinduksi demam menggunakan vaksin Diphtheria Tetanus Pertussis (DTP).Metode: Penelitian yang dilakukan menggunakan 28 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dikelompokkan secara acak dan diinjeksi dengan vaksin DTP (0.7 mL/200 g BB) secara intramuskular untuk menimbulkan demam. Setelah 4 jam, kelompok kontrol diberikan 5mL air suling per oral dan kelompok uji diberikan infusa Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume per oral dengan dosis masing-masing 3%/5 mL, 6%/5 mL dan 12%/5 mL. Pengukuran suhu tubuh dilakukan melalui rektal sebelum pemberian vaksin DTP, 4 jam setelah pemberian vaksin DTP dan 30 menit interval setelah perlakuan sampai menit 180. Semua prosedur dan protokol dilaksanakan pada Oktober 2012 di Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung.Hasil: Hasil analisis data menggunakan uji ANOVA menunjukkan penurunan yang signifikan (p<0.001) dari suhu rektal pada menit 30 dan dengan uji Duncan Post-Hoc menunjukkan efek yang signifikan pada kelompok yang diberikan 6%/5 ml dan 12%/5 mL infusa Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume. Pada menit 60–180 tidak ada penurunan yang signifikan (p>0.05) dari suhu rektal, dimungkinkan karena durasi kerja yang singkat dari Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume.Simpulan: Efek antipiretik pada pemberian dosis 6% dan 12% infusa Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume pada tikus yang diinduksi demam ditemukan pada 30 menit pertama.Kata kunci: Antipiretik, Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume, demam, pengobatan herbal DOI: 10.15850/amj.v1n2.352

 Articles related

Kumud Chapagain, Gajendra Prasad Rauniyar    

Introduction: Self-medication practice is the use of medication without prescription of health care professionals. Drug resistance, drug side effects, wastage of resources, and serious health hazards including death are associated with self-medication. W... see more


Almasyhuri Almasyhuri,Sri Wardatun,Leni NuraeniPERBEDAAN CARA PENGIRISAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DALAM JAHE MERAH (Zingeber officinale Roscoe.Sunti Valeton)    

Red Ginger (Zingeber Roscoe.Sunti Valeton) often used as a health drink and materials of traditional medicine in Indonesia. Ginger is used as a drug commonly colds, digestive disorders, analgesic, antipyretic and anti-inflammatory because it contains oil... see more


B. Wahjoedi,Yun Astuti N.,B. NuratmiEFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN JOHAR (CASSIA SIAMEA LAMK.) PADA TIKUS PUTIH    

Cassia siamea Lamk. (Johar) leaf is one of the Indonesian medicinal Simplicia which is empirically used by some people to overcome malaria disease. Traditional use of johar leaf against malaria disease might be effective  to kill the malarial parasi... see more


B. Wahjoedi,B. Dzulkarnain,S. Bakar,Nurendah P. SubanuEFEK-ANTI PIRETIK BEBERAPA TANAMAN OBAT    

Brotowali (Tinospora tuberculata Beaumae), Meniran (Phyllanthus niruri L.). Bengle (Zingiber cas-sumunar Roxb.) and Tapak limau (Elephantopus scaber L.) are four plants that have been known to have antipyretic property. To confirm the antipyretic propert... see more


Yusri Dianne Jurnalis,Yorva Sayoeti,Marlia Moriska    

Abstrak Demam menyebabkan penderitaan pada anak dan kecemasan pada orangtua. Demam terjadi pada hampir sebagian besar anak setiap tahunnya. Antipiretik yang paling sering digunakan adalah acetaminophen, ibuprofen dan aspirin. Antipiretik ini dapat menyeb... see more