Home  /  Sirok Bastra  /  Vol: 7 Núm: 2 Par: 0 (2019)  /  Article
ARTICLE
TITLE

STILISTIKA DAN UNSUR KEALAMAN DALAM MANTRA PAKASIH DAN PAPIKAT SUKU BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Stilistics and Natural Elements in Mantra Pakasih and Papikat Etnis Banjar South Kalimantan) 10.26499/sb.v7i2.168 Abstract views: 9

SUMMARY

Abstrak Suku Banjar yang merupakan suku asli di Kalimantan Selatan sejak dulu mengenal mantra. Mantra pakasih dan papikat adalah salah satu jenis mantra yang dipercaya dapat menimbulkan rasa kasih (pakasih) dan membuat rasa ketertarikan lawan jenis, dalam arti lain sebagai pemikat atau pelet (papikat). Sebagai salah satu genre sastra tradisional, mantra memiliki gaya bahasa yang berbeda dari genre sastra tradisional lainnya baik dari pola bentuk maupun pilihan bahasa yang digunakan. Selain itu, keberadaan mantra tidak terlepas dari unsur kealaman yang terdapat di alam semesta. Pemerian nama-nama tumbuhan dan hewan memiliki peran dalam hadirnya sebuah mantra pakasih dan papikat pada masyarakat suku Banjar. Melalui artikel ini dideskripsikan gaya bahasa dan wujud unsur kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat masyarakat suku Banjar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yakni (1) bentuk fisik mantra mantra pakasih dan papikat terdiri atas pola bentuk mantra bebas dan pola bentuk mantra terikat, (2) unsur kealaman mantra pakasih dan papikat seperti unsur alam semesta, hewan/binatang dan tumbuhan. Dalam penelitian ini mantra dikaji dengan kajian stilistika bertitik pada kajian gaya bahasanya dan kajian ekokritik (ekologi) untuk menganalisis unsur lingkungan atau kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat.Kata kunci: stilistika, unsur kealaman, mantra, pakasih, papikat AbstractThe Banjar tribe, which is an indigenous tribe in South Kalimantan, have always known mantras. Pakasih and papikat mantras are one type of mantra that is often believed to cause love (pakasih) and create a sense of attraction of the opposite sex in another sense as a decoy or pellet (papikat). As one of the traditional literary genres, the mantra has a style of language that is different from other traditional literary genres both from the pattern of shapes and the choice of language used. In addition, the existence of spells is inseparable from the natural elements found in the universe. Descriptions of the names of plants and animals, for example, have a role in the presence of an Pakasih and papikat mantra in the Banjar tribal community. Through this article, a study of the Banjar Pakasih and Papikat mantras is carried out to describe the language of Pakasih and Papar mantras and to describe the manifestation of the natural elements contained in the Banjar Pakasih and Paprat tribal spells. The method in this research uses descriptive qualitative method. The research results obtained in this study (1) the physical form of the mantra spell pakasih and papikat are patterns of free spell forms and bound spell shape patterns, (2) natural elements of the spell pakasih and papikat such as elements of the universe, animals/animals and plants. In this study the mantra is examined by stylistic studies that focus on the study of language style and ecocritical studies (ecology) to analyze the environmental or natural elements contained in the mantra of grace and papillary.Keywords: stylistica, natural elements, mantra, pakasih, papikat

 Articles related

Heny Kusuma Widyaningrum    

Kajian Stilistika Dalam Cerpen Berjudul "Penembak Misterius" Karya Seno Gumira Ajidama.AbstractMakna sebuah karya sastra bergantung pada penggunaan gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa dimaksudkan oleh penulis untuk menimbulkan efek tertentu bagi pembaca,... see more