SUMMARY
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 melakukan wawancara untuk menghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke atas. Hasil wawancara menunjukkan proporsi diabetes melitus pada Riskesdas 2013 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2007. Proporsi DM di Indonesia pada Riskesdas 2013 sebesar 6,9%. Provinsi Maluku Utara Proporsi DM sebesar 1,2% dengan jumlah perkiraan penderita DM di atas usia 14 tahun sebesar 8.617 orang (Kemenkes RI, 2014). Penelitian di Spanyol oleh De Leon AC, Rodriguez JC. Coello SD, Perez Mdal C, Diaz BB, Alamo CB, et al ( 2009), menunjukkan kualitas diet yang rendah pada pasien diabetes mellitus dengan obesitas, sedangkan di Perancis melaporkan bahwa pasien diabetes mellitus mengalami kesulitan mencapai tingkat kepatuhan diet yang diinginkan (Moreau A, Areles V, Souweine G, Flori M, Erpeldinger S, Figon S, et al, 2009). Kegiatan konseling merupakan salah satu strategi penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Tujuan konseling gizi adalah mengubah porsi dan pola makan pasien diabetes (Indonesia PE, 2011).Mengetahui hubungan frekuensi pemberian konsultasi gizi dengan kepatuhan diet dan kadar gula darah pada diabetisi tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan jenis analytic corellational. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dengan metode simple random sampling. Frekuensi konsultasi berdasarkan hasil kunjungan konsultasi dan kepatuhan diet di nilai berdasarkan hasil recall 24 jam.Frekuensi pemberian konsultasi dengan kepatuhan diet berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang kuat dengan kepatuhan diet dengan nilai yang mendekati angka -1 yaitu -0.68, yang artinya jika frekuensi pemberian konsultasi ditingkatkan maka angka ketidakpatuhan diet akan menurun sedangkan kepatuhan diet dengan kadar gula darah puasa berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai yang mendekati angka 1 yaitu 0.877 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara variabel kepatuhan diet dengan kadar gula darah puasa hal ini menunjukkan bahwa jika responden mematuhi anjuran konselor untuk berdiet sesuai kebutuhan maka akan menurunkan gula darah puasa.Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel frekuensi pemberian konsultasi gizi dengan tingkat kepatuhan diet responden dan ada hubungan yang sangat kuat antara variabel kepatuhan diet dengan kadar gula darah puasa, sedangkan secara serentak variabel antara frekuensi pemberian konsultasi gizi dengan kepatuhan diet dan kadar gula darah berhubungan, dan keeratan hubugannya sangat kuat,dan disarankan dapat diteliti kembali dengan variabel yang lain yang berkaitan dengan konsumsi serat, konsumsi buah-buahan dan aktifitas fisik sehingga bisa dibandingkan dengan variabel lain dan perlunya pendekatan ke pasien DM sehingga terjadi peningkatan pemberian konsultasi.