ARTICLE
TITLE

Kinerja Kader Kesehatan dalam Pengobatan Massal Filariasis di Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin, Kabupaten Kuningan

SUMMARY

There was 50% sub-district in the first round of mass drug administration (MDA) filariasis in Kuningan District that had not reached the target of coverage. Health cadres as health employee’s extension in the community is one of leverage factor to sum up target coverage.This study aimed to explore health cadres’ performance related to MDA coverage in Kuningan District. Research sites were in Cibeureum and Cibingbin Subdistrict, conducted for 6 months in 2016 used qualitative approach. Primary data was obtained through in-depth interviews on the filariasis program holders at the community health center level, fellow cadres and village apparatus or community leader or religious leaders and the community itself where cadres served in selected villages. Health cadres’ performance was measured based on thematic analysis from the phenomenon exist. Results showed that health cadres’ initiative performance had not yet appeared in both subdistrict of Cibeureum and Cibingbin, while the dominant thematic was their work passion in Cibeureum, meanwhile the completion of the task was well showed in Cibingbin.The measurement of cadres’ performance according to four thematics provided by the community, showed that MDA’s post monitoring both in Cibeureum and Cibingbin had not been emerged yet. In the meantime, the dominant thematic in Cibeureum was finding cases, while in Cibingbin was the behavior of health cadres to participate in the program filariasis. Filariasis mass treatment coverage in Cibeureum showed an increase from 64.49% to 90.62% based on the MDA target, while the coverage mass treatment in Cibingbin was from 80.08% to 89.77%. To maintain and increase the target of MDA filariasis in Kuningan District, training for health cadres by using audio visual media and adequate substance about MDA filariasis is needed to be done regulary. Putaran pertama pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis di Kabupaten Kuningan sebanyak 50% kecamatan belum mencapai target. Kader sebagai perpanjangan tangan petugas kesehatan di masyarakat merupakan salah satu faktor daya ungkit pencapaian target cakupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi gambaran kinerja kader terhadap cakupan pengobatan massal di Kabupaten Kuningan. Lokasi penelitian di Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin selama 6 bulan pada tahun 2016 menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam pada pemegang program filaria di tingkat puskesmas, rekan kerja sesama kader, dan perangkat desa atau tokoh masyarakat atau tokoh agama dan masyarakat itu sendiri dimana kader bertugas di desa terpilih. Gambaran kinerja kader diperoleh berdasarkan analisis tematik dari fenomena yang muncul. Kinerja kader diukur menurut penanggung jawab kader (lima tematik) dan menurut rekan kerja kader juga masyarakat (empat tematik). Kinerja kader menurut penanggung jawab kader bahwa tematik inisiatif belum muncul untuk wilayah Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin, sedangkan tematik dengan kecenderungan menonjol adalah semangat kerja pada kader di Kecamatan Cibeureum, sedangkan penyelesaian tugas yang baik pada kader di Kecamatan Cibingbin. Pengukuran kinerja kader menurut masyarakat yang masih belum muncul adalah pengawasan paska pengobatan baik di dua lokasi Cibereum dan Cibingbin. Berbeda untuk tematik yang kecenderungannya menonjol adalah penemuan kasus di Cibeureum sedangkan di Cibingbin adalah kinerja kader dalam berpartisipasi di program filariasis. Cakupan pengobatan massal filariasis Kecamatan Cibeureum menunjukkan peningkatan dari 64,49% menjadi 90,62% berdasarkan sasaran pengobatan. Sedangkan cakupan pengobatan massal di Kecamatan Cibingbin 80,08% menjadi 89,77%. Untuk mempertahankan dan meningkatkan target sasaran di Kabupaten Kuningan perlu dilakukan pelatihan kader secara kontinu dengan menggunakan media audio visual dan materi untuk meningkatkan pengetahuan kader terkait POPM. 

KEYWORDS

 Articles related

Fitrah, Usman, Makhrajani Majid, Fitriani Umar, Haniarti    

Indonesia memiliki masalah gizi yang serius saat ini terkait kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi pada balita masih menjadi masalah utama di masyarakat, salah satunya ialah stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan da... see more


Annisa Zulfa Arifin Henry Setyawan Y Warella    

Pelaksanaan program Posbindu PTM di Kabupaten Ngawi masih rendah, pada tahun 2018, persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM sebesar 68% tersebar di 217 desa di Kabupaten Ngawi. Puskesmas Sine merupakan salah satu puskesmas yang telah akti... see more


Achyar Achyar    

Dunia pendidikan sedang ditantang untuk menjawab tiga hal; kemampuan memenuhi kebutuhan, kemampuan mengembangkan hidup yang bermakna, dan kemampuan memuliakan hidup, disisi lain pendidikan juga dihadapkan pada globalisasi, yang ditandai dengan adanya ind... see more


Deasy Hanura Estuty    

Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita dalam program posyandu. Posyandu merupakan bentuk layanan terpadu yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan program-program kerja d... see more


Djaman Satori,Asep Suryana    

Ukuran kinerja dosen yang baik ditentukan oleh pencapaian setiap komponen dalam indikator akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya sering ditemukan hal-hal yang memposisikan bahwa distribusi ketiga indikator terseb... see more